Senin, 28 November 2011

Belajar Goblok Dari Bob Sadino

Salam goblok.

Iseng googling internet, saya menemukan satu buku yang bikin penasaran, judulnya nyentrik, tapi saya yakin di dalamnya pasti ada sesuatu yang luar biasa, jelas saja, isi buku ini adalah cerita pengalaman dan kiat-kiat bisnis yang dijalankan oleh salah seorang konglomerat Indonesia, Icon Enterpreneur sukses yang selalu berpenampilan nyentrik, Bob Sadino, dan judul buku ini adalah 'Belajar Goblok Dari Bob Sadino'.


Buku ini memang belum selesai saya baca, tapi beberapa inti pokok isi buku ini sudah mulai bisa saya tangkap sejak awal membaca buku ini.

Di awal membaca buku ini, kesan awal yang muncul adalah motivasi yang luar biasa bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan pendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi sampai bangku kuliah, dan di sisi lain adalah pukulan bagi mereka yang mampu mengenyam pendidikan tinggi, lulus dengan titel sederet, tapi tidak bisa apa-apa selain sebatas banyak tau soal teori (tidak semua sarjana seperti itu tapi memang banyak yang demikian).

Intinya adalah Ilmu tidak hanya didapat dari bangku sekolah dan kuliah saja, tapi ada banyak ilmu terapan yang lebih berguna yang bisa didapatkan di 'jalanan'.

Buku ini diawali dengan cerita masa kecil Bob Sadino, bagaimana pergaulan beliau semasa kecil, bagaimana kehidupan remaja beliau, juga pengalaman bekerja di perusahaan besar asing yang memberi penghasilan besar kepadanya tapi akhirnya ia tinggalkan karena merasa tidak betah menjadi bawahan.

Bob Sadino keluar dari pekerjaannya, kemudian kembali ke Indonesia dengan membawa 2 mobil Mercedes mewah miliknya dari hasil kerja kerasnya selama menjadi karyawan di perusahaan asing tersebut.

1 mobil kemudian ia jual untuk kemudian dibelikan tanah di daerah Kemang, dan satunya lagi dijadikan Taksi gelap sebagai penyambung hidup beliau.

Buku ini juga menceritakan tentang keterpurukan Bob Sadino ketika mobil yang ia jadikan Taksi sebagai penopang hidupnya itu mengalami kecelakaan hingga tidak dapat tertolong lagi, maka pada saat itu hilang sudah satu-satunya sandaran ekonomi keluarganya, untuk meneruskan hidup, Bob Sadino melakukan pekerjaan apa pun meskipun sebelumnya ia tidak memiliki pengetahuan tentang bidang itu, pernah juga ia bekerja sebagai kuli bangunan.

Tapi kegagalan dan keterpurukan ini merupakan satu titik balik yang justru peristiwa-peristiwa berikutnya yang akan ia hadapi akan menjadi langkah awal kesuksesannya hingga ia bisa seperti sekarang ini.

Saat ini kita sudah akrab dengan produk peternakan ayam broiler, baik dari telur maupun dagingnya, dan ternyata semua itu adalah berkat jasa Bob Sadino, beliau lah yang mempelopori ternak ayam impor ini di Indonesia atas bantuan salah satu mantan rekan kerjanya yang merasa prihatin melihat Bobsy (panggilan Bob Sadino) terpuruk pada saat itu.

'Belajar Goblok Dari Bob Sadino' ini juga menjabarkan metode bisnis dan manajemen 'aneh' yang dijalankan oleh Bob Sadino, bagaimana ia memimpin perusahaannya, bagaimana ia menjaga hubungan dengan anak buahnya, juga bagaimana kepercayaan yang ia berikan kepada anak buahnya.

Soal hubungan dengan bawahan, pernah salah satu anak buah Bob Sadino melakukan suatu kesalahan sehingga menyebabkan perusahaan rugi hingga $5 Juta, tapi apa yang ia lakukan? Bob tidak memecat karyawannya itu, 'Biarkan mereka bangkit, memperbaiki dan belajar dari kesalahannya sendiri' begitu kata Bob.

Berbeda dengan pengusaha lainnya, Bob Sadino tidak melibatkan anggota keluarganya pada bisnis dan perusahaan yang ia miliki, hal ini untuk mencegah perpecahan keluarga yang disebabkan oleh masalah bisnis.

Satu prinsip yang dilakoni oleh Bob Sadino adalah 'Tidak usah berencana karena sebagian besar kenyataan tidak akan berjalan sesuai rencana, tidak usah berharap karena harapan akan pupus, tidak usah punya tujuan karena hanya akan membatasi diri kita'...bagaimana menurut anda? Goblok bukan? dan sepertinya prinsip ini hanya cocok dipegang oleh Bob Sadino, tapi makna dari prinsip ini sebenarnya bisa dikatakan mantab juga.

Bagi Bob Sadino, hidup itu dijalani saja, susah senangnya dilalui saja, makin banyak menemui kesulitan, makin banyak kita bisa belajar, makin banyak kita melakukan kesalahan, makin banyak pengetahuan yang kita dapatkan.

Apa artinya rencana yang detil dan rinci kalau kita sendiri takut untuk merealisasikannya? apa gunanya harapan padahal kita tau bahwa tidak semua harapan akan terpenuhi, Bob juga tidak pernah menetapkan Tujuan, tapi walaupun demikian apa yang ia peroleh mampu melebih apa yang menjadi tujuan banyak orang, termasuk orang 'pintar'.

Pokoknya dalam buku ini terdapat banyak hal aneh dari seorang aneh yang telah membuktikan kesuksesannya, apa yang ia lakukan tidak sedikit yang keluar dari pakem yang ada, keluar dari aturan baku yang tertulis dan diajarkan di lingkungan pendidikan formal, ya, jalanan atau kehidupan nyata adalah tempat belajar yang sesungguhnya, kesalahan dan keberhasilan dalam dunia nyata tidak mungkin semua ada di teks wajib yang didapat di bangku sekolah atau kuliah.

Teori adalah informasi basi kata Bob, karena yang ada dalam teori (buku) adalah sesuatu yang sudah terjadi pada masa lalu, sedangkan kita hidup maju ke depan, kalau kita terlalu berpegang pada teori yang sudah diajarkan ke kita, itu sama saja kita makan makanan basi setiap hari, hidup butuh improvisasi.

Apa yang ada di buku ini sudah dibuktikan hasilnya oleh Bob Sadino, dan kita semua bisa menyaksikannya. Setuju atau tidak dengan apa yang ia katakan, kita bisa lihat hasil nyata yang sudah dia dapatkan, dan kita juga bisa belajar dari pengalaman si Enterpreneur sukses ini.

Pembaca sekalian.

Ternyata ada beberapa tips dari seorang pebisnis sukses, seorang BOB SADINO. Beliau terkenal sebagai seorang pebisnis yang kemana-mana selalu memakai celana pendek. Asik juga tuh (Serasa di Bali terus-terusan). Tips ini didapet dari milis, cuman sekedar penyambung informasi.
  • Terlalu Banyak Ide
    Orang “Pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang 
    “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya
  • Miskin Keberanian untuk memulai
    Orang 
    “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “Pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “Pintar” telalu banyak pertimbangan.
  • Telalu Pandai Menganalisis
    Sebagian besar orang “Pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang
    “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.
  • Ingin Cepat Sukses
    Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang 
    “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.
  • Tidak Berani Mimpi Besar
    Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang 
    “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.
  • Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi
    Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang 
    “bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.
  • Berpikir Negatif Sebelum Memulai
    Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang
    “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.
  • Maunya Dikerjakan Sendiri
    Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang 
    “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.
  • Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan
    Orang “Pintar”menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang 
    “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.
  • Tidak Fokus
    Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang
    “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
  • Tidak Peduli Konsumen
    Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang 
    “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.
  • Abaikan Kualitas
    Orang 
    “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sedangkan orang “Pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.
  • Tidak Tuntas
    Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang
    “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
  • Tidak Tahu Pioritas
    Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang 
    “bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan prioritas.
  • Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas
    Banyak orang 
    “bodoh”yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas.
  • Mencampuradukan Keuangan
    Seorang “Pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.
  • Mudah Menyerah
    Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang 
    “bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.
  • Melupakan Tuhan
    Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.
  • Melupakan Keluarga
    Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin menguras waktu dan tenaga.
  • Berperilaku Buruk
    Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena “merasa” sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri.
Anda dibolehkan untuk mengcopy-paste tulisan ini dengan catatan anda memasukkan referensinya.


Terima kasih.

1 komentar: